Rumah adalah sesuatu keperluan yang paling asas. Dan ianya
jika dilihat secara umum mempunyai kepada tiga makna, yaitu :
·
Dari segi kegunaannya
·
Dari segi rasa
·
Dari segi lambang ( status )
1. Dari
segi kegunaannya sebagai tempat berlindung daripada hujan dan panas, sebagai
tempat pangkalan bertolak, berlabuh dan pulang. Sebagai tempat kegiatan
perseorangan maupun kemasyarakatan juga sebagai tempat beberapa kegiatan
lainnya. Orang melayu tak dapat dipisahkan dari rumah, sama sebagaimana mereka
lahir, hidup, dan meninggal, karena ianya sesuatu yang harus dilalui. Laluan
kehidupan ini tentulah sangat berhubungan dengan rumah yang menjadi tempat
tinggal
2. Dari
segi jiwa atau perasaan, rumah memberikan berbagai keperluan naluri yaitu
memberikan rasa aman, tentram, rasa harmoni, menjadi tempat mengasuh-mengasih
dan mendapatkan ketenangan jiwa. Orang Melayu menganggap rumah adalah sebidang
tempat yang menjadi milik penghuninya.
3. Dari
segi lambang ( status ) ianya memberikan rasa kebanggaan kepada penghuninya.
Oleh sebab itu orang melayu bercita-cita untuk membina sebuah rumah yang besar
dan selesa. Tentunya dilihat dari kemampuan keuangan, kedudukan dan sosial
untuk memiliki sebuah rumah dengan reka bentuk yang menarik.
A. SUSUNAN RUMAH MELAYU
Rumah
melayu terdiri dari tiga unsur utama, yaitu tiang, dindaning, dan bumbung.
Kekuatan dan ketahanan sebuah rumah adalah bergantung pada gabungan bahan-bahan
binaan yang masuk dalam perenggan tiang. Bahan binaan yang terpenting dalam
perenggan ini ialah tiang rumah. Oleh itu kontraksi tiang haruslah daripada
jenis kayu yang terbaik, kat, dan tahan menanggung beban berat bangunan rumah.
Rumah melayu pada zaman dahulu
mempunyai tiang yang ditanam dalam tanah. Contoh tiang begini masih terdapat
pada rumah asal atau rumah melayu awal. Namun sejak belakangan ini hampir semua
rumah melayu yang berbentuk bubung panjang atau limas tidak lagi menggunakan
tiang yang di tanam dalam tanah. Tiang sudah diberi alas di bagian kakinya,
yang diseput lapik tiang atau alam tiang, yang terbuat dari kayu atau
bahan keras. Di kaki tiang di tebuk lubang untuk menempatkan kuku tiang. Pada
zaman dahulu, dalam lubang kuku tiang, selalu diletak duit syiling atau tabi bijih, dan mungkin ada unsur mistik
dalam pembuatan ini.
Ada bermacam-macam jenis tiang dalam
rumah melayu. Ada tiang seri, tiang panjang, tiang serambi, tiang tongkat,
tiang gantung dan tiang tambah atau tiang penyokong. Tiang utama dibagian
tengah pada rumah bubung panjang biasanya lebih panjang dari tiang serambi sama
naik. Di baris tiang panjang, terdapat sebatang tiang yang disebut tiang seri. tiang ini merupakan tiang
adat dan ia penting dalam upacara pembinaan rumah. Tiang pendek, tiang tongkat,
dan tiang gantunghanya setinggi aras lantai saja. Tiang tongkat atau tiang penyokong
juga hanya setinggi aras lantai saja dan biasanya ditambah untuk menguatkan
kedudukan lantai.
1.1
Rasuk
Rasuk adalah bahan binaan rumah kayu yang berfungsi sebagai
pengikat rangka rumah. Tanpa rasuk, tiang-tiang tidak dapat berdiri dengan
baik. Rasuk yang memanjang disebut rajuk panjang, dan yang melintang disebut
rasuk pendek atau rasuk rot. Membuat
rasuk biasanya menggunakan kayu yang keras. Rasuk dipasang menembus tiang.
Selain dikenal dengan nama rasuk, biasanya juga disebut gelegar jantan atau gelegar
induk.
Baris-baris
kayu yang melintang terletak di atas alang disebut gelegar. Ia berfungsi
sebagai alas lantai. Bendul adalah kayu penutup ujung lantai, letaknya
melingkari bangunan sebelah luar rumah. Kegunaannya adalah sebagai pemisah
ruang-ruang serambi, rumah ibu, selang, dan dapur.
1.2
Gelegar
Gelegar berbentuk bulat, setengah bulat atau persegi. Ukurannya
lebih kecil dari rasuk. Jumlah gelegar ditentukan dengan bilangan tertentu.
Biasanya jumlah gelegar berguna untuk menentukan “ukuran rumah” bagi
pemiliknya.
1.3
Tongkat
Tongkat
adalah bagian rumah yang paling bawah, tongkat dibuat sedemikian rupa dari tanah
( dibenamkan ke tanah atau dialasi benda keras ) sampai menopang rasuk. Bersama
tiang, tongkat menjadi sendi utama bagi kekuatan rumah. Artinya, tongkat yang
kokoh akan memungkinkan rumah menjadi kuat pula, begitupun sebaliknya.
Tongkat
boleh terbuat dari kayu dan juga boleh terbuat dari semen. Kalau dari kayu ada
yang berbentuk bulat dan persegi. Apabila terbuat dari semen bentuknya boleh
dibuat sedemikan rupa.dalam hal ini, tongkat semen biasanya dibuat dengan
corak-corak tertentu sebagaimana lazimnya corak dalam ragam hias melayu.
Tinggi
tongkat bermacam-macam dan kira-kira 1,50 m sampai dengan 2,40 m. Sedangkan
untuk rumah yang di pantai memerlukan tongkat yang lebih tinggi dan bahannya
harus tahan air dibandingkan dengan rumah di darat ( jauh dari pantai).
1.4
Tangga
Tangga
adalah bagian rumah yang berfungsi sebgai alat untuk orang menaiki ke dalam
rumah. Tangga terdiri atas tiang tangga dan anak tangga. Tiang tangga berbentuk
persegi empat, pipih, atau bulat. Kaki tangga ( bagian tiang tangga sebelah bawah
) ada yang ditanam dan ada pula yang diberi alas dengan benda keras. Bagian
atasnya disarankan miring ke ambang pintu dan terletak di atas bendul. Anak
tangga berbentuk bulat atau pipih. Pada kiri kanan tangga biasanya diberi
tangan tangga. Bagian ini dipasang sejajar dengan tiang tangga dan selalu
diberi hiasan berupa kisi-kisi larikatau papan tebuk ( papan berlubang ).
Anak
tangga diikat dengan tali tangga, tetapi kalau pipih dipatahkan ( kurus )
kedalam tiang tangga. Tali pengikat biasanya dibuat dari rotan. Sedangkan
jumlah anak tangga di samping disesuaikan tinggi rendahnya rumah dan dianjurkan
bilangan anak tangga menampilkan makna tertentu. Anak tangga tunggal mengacu
pada makna keesaan Allah, empat anak tangga bermakna jumlah sahabat nabi Muhammad
lima anak tangga melambangkan rukun Islam, dan sebagainya.jarak anak tangga
tidak ditentukan, tapi biasanya diberikan jarak satu hasta. Tangga juga boleh
dibuat dari semen. Tangga semen ini dibuat dalam bentuk seindah mungkin.
1.5
Bendul
Bendul
berbentuk persegi empat atau bulat. Bahan bendul juga tidak dibolehkan
bersambung dan sama dengan bahan tiang seri dan rasuk. Bendul juga berguna
sebagai batas ruang ruang rumah dan batas lantai.
1.6
Lantai
Lantai
adalah ruang antara perenggan tiang dengan perenggan dinding, yang beralaskan
kayu-kayu gelegar. Pada zaman dahulu orang menggunakan lantai jerai, yaitu
bilah-bilah batang pinang atau yang buluh yang setiap satu lebarnya kira-kira
506 cm. Bilah-bilah itu disusun atas gelegar dan dikemaskan dengan rotan atau akar.
Gayanya seperti menyiat lukah dan bubu ikan. Ada juga yang menggunakan lantai
dari buluh yang dirajut. Saat ini lantai rumah melayu bertukar menjadi papan
yang dibelah.
Rumah
melayu menggunakan kurang lebih tiga buah tangga, satu di depan rumah, satu di
ruang tengah, satu lagi di pintu belakang. Tangga depan terletak di hadapan
serambi dan pada rumah yang beranjung, tangganya diubah ke anjung. Ada tangga
depan yang mempunyai ruang kecil yang dinamakan beranda. Selangnya pula
berpantar dan terdapat pangking untuk duduk. Dirumah berloteng atau berperan
terdapat tangga yang dipasang di dalam rumah.
1.7
Jenang
Jenang
berbentuk balok persegi empat atau bulat. Kegunaan utamanya adalah tempat
melekatkan dinding dan sebagai penyambung tiang dari rasuk ke tutup tiang.
Jenang dipasang tegak lurus dari rasuk ke tutup tiang. Pada kedua ujungnya
diberi puting. Puting bagian bawah dipahatkan kedalam rasuk, sedangkan puting
bagian atas dipahatkan ke dalam tutup tiang. Bahan jenang sama dengan bahan
rasuk, yakni kayu keras.
1.8
Sentur
Sentur
adalah kayu yang menghubungkan jenang
dengan jenang. Sentur terbuat dari
kayu persegi atau bulat. Bahannya seperti bahan jenang, tetapi ukurannya lebih
kecil dan kedua ujung sentur dipahatkan ke dalam jenang.
1.9
Tutup
Tiang
Tutup
tiang berbentuk persegi kerangka dinding, kerangka pintu, dan kerangka tingkap
(kusen). Jumlah sentur tergantung pada tinggi dinding serta jumlah pintu,
tingkap, dan lubang angin. Rumah yang berdinding tinggi memerlukan sentur lebih
banyakdari pada rumah berdinding rendah (pendek). Semakin banyak pintu,
tingkap, dan lubang angin rumah, makin banyak pula diperlukan sentur.
1.10
Alang
Kayu yang dipasang melintang di atas tutup tiang disebut
alang. Bentuknya persegi empat atau bulat. Bahannya sama dengan tutup balok
tarik di bawah kuda-kuda. Ukurannya sama atau lebih kecil sedikit dari tutup tiang.
1.11
Kasau
Kasau yang besar disebut kasau
jantan yang berguna sebagai kaki
kuda-kuda, sedangkan kasau yang lebih kecil disebut kasau betina. Yang berguna sebagai tempat melekat atap. Kasau
jantan terletak dibawah gulung-gulung. Bentuknya ada yang bulat, pipih atau
persegi. Bahanya dari kayu keras, terutama untuk kasau jantan, sedangkan untuk
kasau betina dapat digunakan nibung atau buluh.
1.12
Gulung-gulung
Gulung-gulung bentuknya bulat atau persegi. Gulung-gulung
dipasang sejajar dengan tulang bubung, di atas kasau jantan.
1.13
Tulang
Bubung
Tulang bubung adalah kayu yang terletak paling atas
(dipuncak pertemuan atap). Bahannya dari kayu keras, sedangkan bentuknya bulat
atau persegi. Tulang bubung adalah tempat pertemuan ujung kasau dan ujang atap
sebelah atas. Diatas tulang bubung dipasang perabung, yakni atap yang menutup
pertemuan puncak atap.
1.14
Tunjuk
Langit
Tunjuk langit berbentuk persegi empat atau bulat. Bahannya
dari kayu keras atau sama dengan bahan tiang seri. Gunanya sebagai tiang tempat
tulang bubung dan kuda-kuda.
Tunjuk
langit dipasang di atas tutup tiang pada kedua ujung perabung, sedangkan
dibagian tengah dipasang di atas alang. Jumlahnya tidak ditentukan, tetapi
sekurang-kurangnya tiga buah, yakni dua disebelah ujung dan satu ditengah.
1.15
Dinding
Dinding
ialah bagian binaan yang membangunkan sebuah rumah. Dinding berfungsi sebagai
kontraksi samping dekoratif, yang diukir dengan menarik. Pada zaman dulu
sebelum dinding papan diperkenalkan, rumah melayu menggunakan daun untuk
dinding.
1.16
Pintu
Di
dinding terdapat tingkap dan pintu. Pintu merupakan dinding yang boleh ditutup
dan dibuka. Gunanya memberi laluan kepada penghuni keluar masuk. Pintu
mempunyai dua daun pintu yang dibuka ke dalam, dan jarang sekali rumah-rumah
melayu yang daun pintunya dibuka keluar.
1.17
Tingkap
Tingkap-tingkap
pula tidak mengikut aturan tertentu. Dahulu, rumah melayu menggunakan
tingkap-tingkap kecil, sangat berbeda dengan tingkap-tingkap rumah limas melayu
yang ada sekarang. Masih ada rumah-rumah tradisional melayu yang berusia tua
yang mengekalkan tingkap bentuk lama, yaitu tingkap itu mempunyai sekeping daun
tingkap yang dibuka kearah dalam rumah. Ruang tingkap biasanya dipasang kayu
kekisi.
1.18
Lubang
Angin
Adalah sebuah lubang yang dibuat khusus
untuk keluar masuknya angin (udara). Lubang angin biasanya dibuat segi dalapan,
persegi enam atau bulat. Pada rumah-rumah sederhana lubang angin dibuat
berbentuk bujur sangkar.
1.19
Loteng
Loteng disebut langa. Loteng yang
terletak diatas bagian belakang rumah (telo dan dapur) disebut peran atau para,
tapi tak banyak rumah yana memakai loteng. Lantai loteng dibuat dari papan yang
disusun rapat sama seperti lantai rumah induk, hanya lantai loteng ukurannya
lebih kesil dan lebih tipis.
1.20
Teban
Layar
Disebut juga singap atau bidai. Bagian
ini, biasanya dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berguna
sebagai lubang angin. Pada bagian yang menjorok keluar diberi lantai yang
disebut tubang layar atau lantai alang atau undan-undan.
1.21
Atap
Bahan utama atap adalah daun nipah,
daun rumbia, kemudian pula ada genteng, seng dan asbes. Atap yang dibuat dari
daun nipah atau daun rumbia itu dibuat dengan menjalinnya pada sebatang kayu
yang disebut bengkawan, biasanya dibuat dari bilah pokok pinang, nibung,
pelepah nyiur atau buluh. Pada bengkawan itulah atap direkatkan, dijalin dengan
rotan, kulit buluh atau kulit pelepah rumbia (bintit).
1.22
Bubung
Bubung merangkumi berbagai-bagai kayu
rangka, dari kayu alang panjang (kepala tiang) hingga ketulang perabungnya yang
diatas sekali. Bahan-bahan gabungan pada bumbung terdiri daripada kayu-kayu
kasau jantan, kasau betina, gulung-gulung, tunjuk langit, naga-naga, larian
tikus, tulang perabung (tulang bumbung), jeria, atap dan lain-lain. Diatas
bumbung ada atap bumbung. Pengalas tutup bumbung diperbuat daripada berbagai-bagai
bahan.
B. UKURAN
RUMAH
Dalam tradisi
masyarakat melayu, tidak dapat dilakukan dengan begitu saja, melainkan haruslah
memerlukan persyaratan tertentu. Salah satu syarat untuk membuat rumah yang
serasi bagi pemiliknya yakni dengan menentukan ukuran rumah tersebut.
2.1
Hitungan
Hasta
Sebelum rumah dibangun
dan perlengkapan kayu dipotong, pemilik rumah hendaklah membuat ukuran dengan
menggunakan seutas tali yang dikira dengan hitungan hasta. Pada setiap
menghasta tali biasanya ada istilahnya sendiri, misalnya:
-hasta pertama : ular berang
-hasta kedua : meniti riak
-hasta ketiga : riak meniti kumbang berteduh
-hasta keempat : habis utang berganti utang
-hasta kelima : hutang lama belum terimbuh
Karena
adanya makna pada setiap perkataan itu, pemilik rumah akan menentukan besar
rumahnya dengan mengulangi hastanya beberapa kali, kemudian berhenti pada
bilangan dengan perkataan yang baik, yakni
riak meniti kumbang berteduh.
2.2
Ukuran
Pemasangan Kasau
Cara lain untuk
menentukan ukuran rumah adalah dengan pemasangan kasau, dan cara ini disebut
dengan bilangan kasau. Sebelum mendirikan rumah, pemilik rumah membuat ukuran
pada seutas tali atau sehelai daun pandan. Ukuran dihitung dari ujung siku
sampai ujung buku jari tangan tergenggam, yang disebut setulang. Setiap
mengukur dengan tangannya itu, ia menyebutkan perkataan berikut:
-tulang
pertama : kasau
-tulang
kedua : risau
-tulang
ketiga : rebah
-tulang keempat : api
2.3
Ukuran
Gelegar
Bilangan gelegar
merupakan cara biasa yang juga digunakan untuk menentukan rumah. Caranya mirip
dengan perhitungan bilangan kasau, hanya perkataannya yang berbeda.
-Tulang pertama : gelegar
-Tulang kedua : geligi
-Tulang ketiga : ulur
-Tulang keempat : bangki
3.1
Anjung
Anjung (selasar) adalah
bagian paling depan. Lantainya lebih rendah daripada lantai induk dan
dindingnya separuh terbuka. Anjung dibedakan menjadi tiga, yaitu anjung jatuh,
anjung luar, anjung dalam.
3.2
Rumah
Induk
Di dalam rumah induk
terdapat ruang depan, ruang tengah, dan ruang dalam. Pembagian ruang itu sesuai
dengan letaknya, yaitu sebelah depan tempat pintu masuk, disebut ruang depan,.
Sedangkan bagian tengah rumah induk disebut ruang tengah, dan bagian rumah
induk di belakang disebut rumah induk dalam.
3.3
Dapur
Di dapur (penanggah) terdapat
dua ruangan, yaitu kilik (kelek) anak (ruang telo) dan daput. Kilik anak adalah
ruang penghubung antara rumah induk dan dapur.
Sumber :
BUKU
" BUTANG EMAS " Warisan Budaya Melayu Kepulauan Riau
Penerbit buku :
Yayasan Pusaka Bunda bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang
Dicetak : CV. Data Makmur Setia