Selasa, 24 Juni 2014

RUMAH TRADISIONAL MELAYU



Rumah adalah sesuatu keperluan yang paling asas. Dan ianya jika dilihat secara umum mempunyai kepada tiga makna, yaitu :
·         Dari segi kegunaannya
·         Dari segi rasa
·         Dari segi lambang ( status )
1.    Dari segi kegunaannya sebagai tempat berlindung daripada hujan dan panas, sebagai tempat pangkalan bertolak, berlabuh dan pulang. Sebagai tempat kegiatan perseorangan maupun kemasyarakatan juga sebagai tempat beberapa kegiatan lainnya. Orang melayu tak dapat dipisahkan dari rumah, sama sebagaimana mereka lahir, hidup, dan meninggal, karena ianya sesuatu yang harus dilalui. Laluan kehidupan ini tentulah sangat berhubungan dengan rumah yang menjadi tempat tinggal
2.  Dari segi jiwa atau perasaan, rumah memberikan berbagai keperluan naluri yaitu memberikan rasa aman, tentram, rasa harmoni, menjadi tempat mengasuh-mengasih dan mendapatkan ketenangan jiwa. Orang Melayu menganggap rumah adalah sebidang tempat yang menjadi milik penghuninya.
3.   Dari segi lambang ( status ) ianya memberikan rasa kebanggaan kepada penghuninya. Oleh sebab itu orang melayu bercita-cita untuk membina sebuah rumah yang besar dan selesa. Tentunya dilihat dari kemampuan keuangan, kedudukan dan sosial untuk memiliki sebuah rumah dengan reka bentuk yang menarik.





A.  SUSUNAN RUMAH MELAYU

Rumah melayu terdiri dari tiga unsur utama, yaitu tiang, dindaning, dan bumbung. Kekuatan dan ketahanan sebuah rumah adalah bergantung pada gabungan bahan-bahan binaan yang masuk dalam perenggan tiang. Bahan binaan yang terpenting dalam perenggan ini ialah tiang rumah. Oleh itu kontraksi tiang haruslah daripada jenis kayu yang terbaik, kat, dan tahan menanggung beban berat bangunan rumah.
        Rumah melayu pada zaman dahulu mempunyai tiang yang ditanam dalam tanah. Contoh tiang begini masih terdapat pada rumah asal atau rumah melayu awal. Namun sejak belakangan ini hampir semua rumah melayu yang berbentuk bubung panjang atau limas tidak lagi menggunakan tiang yang di tanam dalam tanah. Tiang sudah diberi alas di bagian kakinya, yang diseput lapik tiang atau alam tiang, yang terbuat dari kayu atau bahan keras. Di kaki tiang di tebuk lubang untuk menempatkan kuku tiang. Pada zaman dahulu, dalam lubang kuku tiang, selalu diletak duit syiling atau tabi bijih, dan mungkin ada unsur mistik dalam pembuatan ini.
         Ada bermacam-macam jenis tiang dalam rumah melayu. Ada tiang seri, tiang panjang, tiang serambi, tiang tongkat, tiang gantung dan tiang tambah atau tiang penyokong. Tiang utama dibagian tengah pada rumah bubung panjang biasanya lebih panjang dari tiang serambi sama naik. Di baris tiang panjang, terdapat sebatang tiang yang disebut tiang seri. tiang ini merupakan tiang adat dan ia penting dalam upacara pembinaan rumah. Tiang pendek, tiang tongkat, dan tiang gantunghanya setinggi aras lantai saja. Tiang tongkat atau tiang penyokong juga hanya setinggi aras lantai saja dan biasanya ditambah untuk menguatkan kedudukan lantai.




1.1     Rasuk
Rasuk adalah bahan binaan rumah kayu yang berfungsi sebagai pengikat rangka rumah. Tanpa rasuk, tiang-tiang tidak dapat berdiri dengan baik. Rasuk yang memanjang disebut rajuk panjang, dan yang melintang disebut rasuk pendek atau rasuk rot. Membuat rasuk biasanya menggunakan kayu yang keras. Rasuk dipasang menembus tiang. Selain dikenal dengan nama rasuk, biasanya juga disebut gelegar jantan atau gelegar induk.
Baris-baris kayu yang melintang terletak di atas alang disebut gelegar. Ia berfungsi sebagai alas lantai. Bendul adalah kayu penutup ujung lantai, letaknya melingkari bangunan sebelah luar rumah. Kegunaannya adalah sebagai pemisah ruang-ruang serambi, rumah ibu, selang, dan dapur.



1.2     Gelegar
Gelegar berbentuk bulat, setengah bulat atau persegi. Ukurannya lebih kecil dari rasuk. Jumlah gelegar ditentukan dengan bilangan tertentu. Biasanya jumlah gelegar berguna untuk menentukan “ukuran rumah” bagi pemiliknya.

1.3     Tongkat
Tongkat adalah bagian rumah yang paling bawah, tongkat dibuat sedemikian rupa dari tanah ( dibenamkan ke tanah atau dialasi benda keras ) sampai menopang rasuk. Bersama tiang, tongkat menjadi sendi utama bagi kekuatan rumah. Artinya, tongkat yang kokoh akan memungkinkan rumah menjadi kuat pula, begitupun sebaliknya.
Tongkat boleh terbuat dari kayu dan juga boleh terbuat dari semen. Kalau dari kayu ada yang berbentuk bulat dan persegi. Apabila terbuat dari semen bentuknya boleh dibuat sedemikan rupa.dalam hal ini, tongkat semen biasanya dibuat dengan corak-corak tertentu sebagaimana lazimnya corak dalam ragam hias melayu.
Tinggi tongkat bermacam-macam dan kira-kira 1,50 m sampai dengan 2,40 m. Sedangkan untuk rumah yang di pantai memerlukan tongkat yang lebih tinggi dan bahannya harus tahan air dibandingkan dengan rumah di darat ( jauh dari pantai).

1.4     Tangga
Tangga adalah bagian rumah yang berfungsi sebgai alat untuk orang menaiki ke dalam rumah. Tangga terdiri atas tiang tangga dan anak tangga. Tiang tangga berbentuk persegi empat, pipih, atau bulat. Kaki tangga ( bagian tiang tangga sebelah bawah ) ada yang ditanam dan ada pula yang diberi alas dengan benda keras. Bagian atasnya disarankan miring ke ambang pintu dan terletak di atas bendul. Anak tangga berbentuk bulat atau pipih. Pada kiri kanan tangga biasanya diberi tangan tangga. Bagian ini dipasang sejajar dengan tiang tangga dan selalu diberi hiasan berupa kisi-kisi larikatau papan tebuk ( papan berlubang ).
Anak tangga diikat dengan tali tangga, tetapi kalau pipih dipatahkan ( kurus ) kedalam tiang tangga. Tali pengikat biasanya dibuat dari rotan. Sedangkan jumlah anak tangga di samping disesuaikan tinggi rendahnya rumah dan dianjurkan bilangan anak tangga menampilkan makna tertentu. Anak tangga tunggal mengacu pada makna keesaan Allah, empat anak tangga bermakna jumlah sahabat nabi Muhammad lima anak tangga melambangkan rukun Islam, dan sebagainya.jarak anak tangga tidak ditentukan, tapi biasanya diberikan jarak satu hasta. Tangga juga boleh dibuat dari semen. Tangga semen ini dibuat dalam bentuk seindah mungkin.




1.5     Bendul
Bendul berbentuk persegi empat atau bulat. Bahan bendul juga tidak dibolehkan bersambung dan sama dengan bahan tiang seri dan rasuk. Bendul juga berguna sebagai batas ruang ruang rumah dan batas lantai.



1.6     Lantai
Lantai adalah ruang antara perenggan tiang dengan perenggan dinding, yang beralaskan kayu-kayu gelegar. Pada zaman dahulu orang menggunakan lantai jerai, yaitu bilah-bilah batang pinang atau yang buluh yang setiap satu lebarnya kira-kira 506 cm. Bilah-bilah itu disusun atas gelegar dan dikemaskan dengan rotan atau akar. Gayanya seperti menyiat lukah dan bubu ikan. Ada juga yang menggunakan lantai dari buluh yang dirajut. Saat ini lantai rumah melayu bertukar menjadi papan yang dibelah.
Rumah melayu menggunakan kurang lebih tiga buah tangga, satu di depan rumah, satu di ruang tengah, satu lagi di pintu belakang. Tangga depan terletak di hadapan serambi dan pada rumah yang beranjung, tangganya diubah ke anjung. Ada tangga depan yang mempunyai ruang kecil yang dinamakan beranda. Selangnya pula berpantar dan terdapat pangking untuk duduk. Dirumah berloteng atau berperan terdapat tangga yang dipasang di dalam rumah.




1.7     Jenang
Jenang berbentuk balok persegi empat atau bulat. Kegunaan utamanya adalah tempat melekatkan dinding dan sebagai penyambung tiang dari rasuk ke tutup tiang. Jenang dipasang tegak lurus dari rasuk ke tutup tiang. Pada kedua ujungnya diberi puting. Puting bagian bawah dipahatkan kedalam rasuk, sedangkan puting bagian atas dipahatkan ke dalam tutup tiang. Bahan jenang sama dengan bahan rasuk, yakni kayu keras.

1.8     Sentur
Sentur adalah kayu yang menghubungkan jenang dengan jenang. Sentur terbuat dari kayu persegi atau bulat. Bahannya seperti bahan jenang, tetapi ukurannya lebih kecil dan kedua ujung sentur dipahatkan ke dalam jenang.

1.9     Tutup Tiang
Tutup tiang berbentuk persegi kerangka dinding, kerangka pintu, dan kerangka tingkap (kusen). Jumlah sentur tergantung pada tinggi dinding serta jumlah pintu, tingkap, dan lubang angin. Rumah yang berdinding tinggi memerlukan sentur lebih banyakdari pada rumah berdinding rendah (pendek). Semakin banyak pintu, tingkap, dan lubang angin rumah, makin banyak pula diperlukan sentur.

1.10   Alang
Kayu yang dipasang melintang di atas tutup tiang disebut alang. Bentuknya persegi empat atau bulat. Bahannya sama dengan tutup balok tarik di bawah kuda-kuda. Ukurannya sama atau lebih kecil sedikit dari tutup tiang.

1.11   Kasau
Kasau yang besar disebut kasau jantan yang berguna sebagai kaki kuda-kuda, sedangkan kasau yang lebih kecil disebut kasau betina. Yang berguna sebagai tempat melekat atap. Kasau jantan terletak dibawah gulung-gulung. Bentuknya ada yang bulat, pipih atau persegi. Bahanya dari kayu keras, terutama untuk kasau jantan, sedangkan untuk kasau betina dapat digunakan nibung atau buluh.

1.12   Gulung-gulung
Gulung-gulung bentuknya bulat atau persegi. Gulung-gulung dipasang sejajar dengan tulang bubung, di atas kasau jantan.

1.13   Tulang Bubung
Tulang bubung adalah kayu yang terletak paling atas (dipuncak pertemuan atap). Bahannya dari kayu keras, sedangkan bentuknya bulat atau persegi. Tulang bubung adalah tempat pertemuan ujung kasau dan ujang atap sebelah atas. Diatas tulang bubung dipasang perabung, yakni atap yang menutup pertemuan puncak atap.

1.14   Tunjuk Langit
Tunjuk langit berbentuk persegi empat atau bulat. Bahannya dari kayu keras atau sama dengan bahan tiang seri. Gunanya sebagai tiang tempat tulang bubung dan kuda-kuda.
Tunjuk langit dipasang di atas tutup tiang pada kedua ujung perabung, sedangkan dibagian tengah dipasang di atas alang. Jumlahnya tidak ditentukan, tetapi sekurang-kurangnya tiga buah, yakni dua disebelah ujung dan satu ditengah.

1.15   Dinding
Dinding ialah bagian binaan yang membangunkan sebuah rumah. Dinding berfungsi sebagai kontraksi samping dekoratif, yang diukir dengan menarik. Pada zaman dulu sebelum dinding papan diperkenalkan, rumah melayu menggunakan daun untuk dinding.





1.16   Pintu
Di dinding terdapat tingkap dan pintu. Pintu merupakan dinding yang boleh ditutup dan dibuka. Gunanya memberi laluan kepada penghuni keluar masuk. Pintu mempunyai dua daun pintu yang dibuka ke dalam, dan jarang sekali rumah-rumah melayu yang daun pintunya dibuka keluar.



1.17   Tingkap
Tingkap-tingkap pula tidak mengikut aturan tertentu. Dahulu, rumah melayu menggunakan tingkap-tingkap kecil, sangat berbeda dengan tingkap-tingkap rumah limas melayu yang ada sekarang. Masih ada rumah-rumah tradisional melayu yang berusia tua yang mengekalkan tingkap bentuk lama, yaitu tingkap itu mempunyai sekeping daun tingkap yang dibuka kearah dalam rumah. Ruang tingkap biasanya dipasang kayu kekisi.



1.18   Lubang Angin
Adalah sebuah lubang yang dibuat khusus untuk keluar masuknya angin (udara). Lubang angin biasanya dibuat segi dalapan, persegi enam atau bulat. Pada rumah-rumah sederhana lubang angin dibuat berbentuk bujur sangkar.

1.19   Loteng
Loteng disebut langa. Loteng yang terletak diatas bagian belakang rumah (telo dan dapur) disebut peran atau para, tapi tak banyak rumah yana memakai loteng. Lantai loteng dibuat dari papan yang disusun rapat sama seperti lantai rumah induk, hanya lantai loteng ukurannya lebih kesil dan lebih tipis.

1.20   Teban Layar
Disebut juga singap atau bidai. Bagian ini, biasanya dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berguna sebagai lubang angin. Pada bagian yang menjorok keluar diberi lantai yang disebut tubang layar atau lantai alang atau undan-undan.

1.21   Atap
Bahan utama atap adalah daun nipah, daun rumbia, kemudian pula ada genteng, seng dan asbes. Atap yang dibuat dari daun nipah atau daun rumbia itu dibuat dengan menjalinnya pada sebatang kayu yang disebut bengkawan, biasanya dibuat dari bilah pokok pinang, nibung, pelepah nyiur atau buluh. Pada bengkawan itulah atap direkatkan, dijalin dengan rotan, kulit buluh atau kulit pelepah rumbia (bintit).

1.22   Bubung
Bubung merangkumi berbagai-bagai kayu rangka, dari kayu alang panjang (kepala tiang) hingga ketulang perabungnya yang diatas sekali. Bahan-bahan gabungan pada bumbung terdiri daripada kayu-kayu kasau jantan, kasau betina, gulung-gulung, tunjuk langit, naga-naga, larian tikus, tulang perabung (tulang bumbung), jeria, atap dan lain-lain. Diatas bumbung ada atap bumbung. Pengalas tutup bumbung diperbuat daripada berbagai-bagai bahan.



B.  UKURAN RUMAH
Dalam tradisi masyarakat melayu, tidak dapat dilakukan dengan begitu saja, melainkan haruslah memerlukan persyaratan tertentu. Salah satu syarat untuk membuat rumah yang serasi bagi pemiliknya yakni dengan menentukan ukuran rumah tersebut.

2.1            Hitungan Hasta
Sebelum rumah dibangun dan perlengkapan kayu dipotong, pemilik rumah hendaklah membuat ukuran dengan menggunakan seutas tali yang dikira dengan hitungan hasta. Pada setiap menghasta tali biasanya ada istilahnya sendiri, misalnya:
-hasta pertama    : ular berang
-hasta kedua       : meniti riak
-hasta ketiga      : riak meniti kumbang berteduh
-hasta keempat   : habis utang berganti utang
-hasta kelima      : hutang lama belum terimbuh
Karena adanya makna pada setiap perkataan itu, pemilik rumah akan menentukan besar rumahnya dengan mengulangi hastanya beberapa kali, kemudian berhenti pada bilangan dengan perkataan yang baik, yakni riak meniti kumbang berteduh.

2.2            Ukuran Pemasangan Kasau
Cara lain untuk menentukan ukuran rumah adalah dengan pemasangan kasau, dan cara ini disebut dengan bilangan kasau. Sebelum mendirikan rumah, pemilik rumah membuat ukuran pada seutas tali atau sehelai daun pandan. Ukuran dihitung dari ujung siku sampai ujung buku jari tangan tergenggam, yang disebut setulang. Setiap mengukur dengan tangannya itu, ia menyebutkan perkataan berikut:
-tulang pertama        : kasau
-tulang kedua            : risau
-tulang ketiga           : rebah
-tulang keempat        : api

2.3            Ukuran Gelegar
Bilangan gelegar merupakan cara biasa yang juga digunakan untuk menentukan rumah. Caranya mirip dengan perhitungan bilangan kasau, hanya perkataannya yang berbeda.
-Tulang pertama        : gelegar
-Tulang kedua           : geligi
-Tulang ketiga          : ulur
-Tulang keempat       : bangki

C.  SUSUNAN RUANG



3.1            Anjung
Anjung (selasar) adalah bagian paling depan. Lantainya lebih rendah daripada lantai induk dan dindingnya separuh terbuka. Anjung dibedakan menjadi tiga, yaitu anjung jatuh, anjung luar, anjung dalam.

3.2            Rumah Induk
Di dalam rumah induk terdapat ruang depan, ruang tengah, dan ruang dalam. Pembagian ruang itu sesuai dengan letaknya, yaitu sebelah depan tempat pintu masuk, disebut ruang depan,. Sedangkan bagian tengah rumah induk disebut ruang tengah, dan bagian rumah induk di belakang disebut rumah induk dalam.

3.3            Dapur
Di dapur (penanggah) terdapat dua ruangan, yaitu kilik (kelek) anak (ruang telo) dan daput. Kilik anak adalah ruang penghubung antara rumah induk dan dapur.



Sumber :
BUKU
 " BUTANG EMAS " Warisan Budaya Melayu Kepulauan Riau

Penerbit buku : 

Yayasan Pusaka Bunda bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang

Dicetak : CV. Data Makmur Setia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar